Notification

×

Iklan

Iklan

Muncul Istilah Silent Majority di Pemilu, Apa Itu?

Jumat, 16 Februari 2024 | Kali Dibaca Last Updated 2024-02-16T03:10:34Z
Advertisement
Pages/Halaman:
Marketplace
Maintenance
Istilah silent majority sedang banyak digunakan orang-orang terkait dinamika politik dan pemilihan umum di Indonesia.
Ilustrasi Silent Majority
SAFAHAD Technology - Pemilihan untuk presiden-wakil presiden dan anggota legislatif sudah selesai digelar pada 14 Februari 2024.

Setelah pemungutan suara selesai digelar, kini tengah ini diramaikan oleh sebuah istilah "silent majority". Akan tetapi, apa itu silent majority?

Istilah silent majority sedang banyak digunakan orang-orang terkait dinamika politik dan pemilihan umum di Indonesia. Berikut penjelasan mengenai silent majority yang dirangkum berbagai sumber.

Pengertian silent majority

Silent majority adalah istilah dalam bahasa Inggris yang jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia artinya mayoritas yang diam.

Lantas, apa itu silent majority? Dilansir Encyclopaedia Britannica, silent majority merujuk pada sebagian besar masyarakat yang memiliki preferensi politik tertentu tetapi enggan mengungkapkan pilihan mereka secara terbuka.

Fenomena silent majority dianggap sulit diprediksi melalui jajak pendapat atau survei elektabilitas menjelang pemilu sebab sifatnya yang sengaja untuk diam atau tidak menunjukkan sama sekali.

Selanjutnya, Sejarah kemunculan istilah silent majority

Sejarah kemunculan istilah silent majority

Istilah silent majority pertama kali digunakan secara politis oleh Warren Harding dalam kampanyenya pada 1919. Kemudian pada 1960-an, istilah silent majority kembali muncul dan mendapatkan perhatian setelah digunakan oleh Richard Nixon dalam pidatonya yang ditayangkan di sebuah televisi.

Nixon menggunakan istilah silent majority sebagai cara untuk menggalangkan semangat para pemilih yang mungkin belum memilih karena merasa tidak puas terhadap pemilu. Dalam pidatonya pada tahun 1969, Nixon memakai istilah tersebut untuk menarik sejumlah pemilih yang mendukungnya.

Sampai sekarang, istilah silent majority dinilai tidak asing digunakan di ranah politik dan pemilu. Bahkan sudah banyak digunakan berbagai negara, termasuk Indonesia.

Contoh silent majority dalam pemilu

Contoh silent majority dalam pemilu ini berkaitan dengan masyarakat dalam kelompok besar yang secara tertutup menyatakan dukungannya kepada salah satu pasangan calon (paslon).

Kelompok silent majority ini cenderung memilih untuk menjaga rapat pendapat mereka dan mungkin tidak mengungkapkan dukungan secara terbuka karena berbagai alasan tertentu.

Hasil dari keputusan silent majority baru akan terlihat pada hari pemungutan suara. Selain itu, survei dan jajak pendapat belum tentu mampu mengukur preferensi silent majority secara akurat.

Selanjutnya, Dampak dari silent majority

Dampak dari silent majority

Sikap silent majority atau mayoritas yang diam dalam konteks pemilu bisa memberikan dampak. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut beberapa dampak dari silent majority dalam pemilu.

  • Suara dari kelompok silent majority sulit terdeteksi jajak pendapat sehingga bisa membuat kejutan di hasil pemilu.
  • Menimbulkan kontroversi karena sulit dilakukan verifikasi atas klaim silent majority.
  • Sering dijadikan narasi politik oleh kandidat tertentu untuk mengklaim basis massa yang lebih besar.
  • Membuat hasil pemilu menjadi tidak mudah diprediksi karena efek dari suara 'diam' ini.
  • Kandidat yang mampu menarik dukungan dari silent majority berpeluang memenangkan pemilihan karena mereka mewakili suara mayoritas yang diam.

  • Itulah penjelasan mengenai apa itu silent majority yang muncul di Pemilu.

    Sumber: https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20240215164337-561-1063133/mengenal-apa-itu-silent-majority-istilah-yang-muncul-di-pemilu

    CLOSE