Notification

×

Iklan

Iklan

Penampakan Langka 'Sungai' Bintang dan Debu Semesta

Minggu, 19 Februari 2023 | Kali Dibaca Last Updated 2023-03-03T09:48:09Z
Advertisement
Pages/Halaman:
Marketplace
Maintenance
SAFAHAD Technology - Temuan terbaru Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) selalu dinantikan karena teleskop tercanggih ini terus memukau dengan hal-hal menarik terbaru tentang Alam Semesta.
Temuan terbaru Teleskop Luar Angkasa James Webb selalu dinantikan karena teleskop tercanggih ini terus memukau dengan hal terbaru tentang Alam Semesta.
SAFAHAD Technology - Temuan terbaru Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) selalu dinantikan karena teleskop tercanggih ini terus memukau dengan hal-hal menarik terbaru tentang Alam Semesta.

Ilmuwan menangkap pemandangan material pembuat bintang yang belum pernah terjadi sebelumnya ketika mereka mengarahkan instrumen JWST untuk melihat beberapa galaksi terdekat.

Data mereka mengungkapkan helaian debu yang mengepul terlalu redup untuk dilihat dengan teleskop lain, serta gugusan bintang di dekat jantung galaksi dan tempat 'kepompong' berdebu menghasilkan bintang baru.
Scroll lanjut Membaca
Visual cantik yang digambarkan sebagai sungai penuh bintang dan debu ini membuka langkah pertama bagi para astronom untuk memetakan bagaimana pembibitan bintang dapat memengaruhi bentuk galaksi rumah mereka yang jauh lebih megah.

Para astronom dengan survei PHANGS (Physics at High Angular resolution in Nearby Galaxies) mengamati beberapa galaksi yang saling berhadapan. Dengan citra ini, para astronom mengintip formasi bintang di galaksi yang berjarak jutaan tahun cahaya.

Citra yang didapat termasuk pemandangan NGC 1365, galaksi spiral yang terletak kira-kira 60 juta tahun cahaya jauhnya. Mid-Infrared Instrument (MIRI) Teleskop James Webb mengumpulkan data untuk gambar ini.
Untuk melihat aliran jejak berdebu, astronom membutuhkan instrumen generasi berikutnya yang disetel ke inframerah, segmen spektrum elektromagnetik tempat panas halus debu dapat dideteksi.

"JWST memungkinkan kami untuk menentukan dengan tepat bintang termuda yang masih berada dalam awan kelahirannya di galaksi terdekat. Kemampuan ini memungkinkan kita untuk melihat ke dalam gas dan debu di pusat galaksi yang kaya gas untuk mempelajari di mana dan bagaimana aliran gas yang masuk diubah menjadi bintang, seperti di NGC 1365, dan membandingkan hasilnya dengan Bima Sakti," kata Eva Schinnerer, salah satu kolaborator PHANGS, dikutip dari Inverse, Minggu (19/2/2023).

Para astronom juga mengamati galaksi spiral NGC 628 yang dikenal sebagai Messier 74 atau Galaksi Hantu. Untuk melihatnya, JWST mengintip 32 juta tahun cahaya ke konstelasi Pisces.

Lengannya yang simetris menjadikannya bentuk spiral. Sekelompok bintang bersinar tanpa halangan di intinya, dan bintang-bintang baru terbentuk di lengan spiral. Target PHANGS pertama JWST lainnya (akan ada total 19 galaksi dalam survei) adalah galaksi spiral NGC 1433.

"NGC 1433 diklasifikasikan sebagai galaksi Seyfert, galaksi yang relatif dekat dengan Bumi yang memiliki inti aktif dan terang. Kecerahan dan kurangnya debu pada gambar MIRI dari NGC 1433 dapat mengisyaratkan penggabungan baru-baru ini atau bahkan tabrakan dengan galaksi lain," tulis pejabat dari Badan Antariksa Eropa ESA.

Ini adalah pertama kalinya para ilmuwan melihat gelembung gas besar yang dilepaskan saat bintang berkembang dan melepaskan energi.
Observatorium tidak bisa melihat debu di galaksi ini sebelum JWST. Bahannya terlalu redup untuk dilihat dalam cahaya optik dari jarak jauh, dan tidak cukup mudah menguap untuk memancarkan sinar ultraviolet.

"Saat ini JWST telah membuat bahan pembuat bintang, para astronom dapat lebih dekat untuk menghubungkan peristiwa skala kecil seperti kelahiran bintang dengan penampilan global sebuah galaksi," kata peneliti.[Detik]

CLOSE